Selasa, 12 September 2017

MANFAAT DAN KEUNGGULAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL , GLOBALISASI PERDAGANGAN, NERACA PEMBAYARAN


Manfaat dan Keunggulan Perdagangan Internasional, Globalisasi Perdagangan, Neraca Pembayaran

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas matakuliah

Teori Ekonomi













Oleh :

Ulil Absor Faiq A                    (C07215013)

Mislahul Fauziyah                    (C87215024)

Alfur Rahmah                          (C87215015)

Dosen Pembimbing :

Imam Buchori, SE, M.Si



ZAKAT WAKAF

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2016



KATA PENGANTAR



 Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Manfaat dan Keunggulan Perdagangan Internasional,Globalisasi Perdagangan,Neraca Pembayaran” yang digunakan untuk memenuhi tugas Teori Eonomi dengan lancar dan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbinng dari jalan kesesatan menuju jalan yang terang benderang yakni Addinul Islam dan Iman.

 Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, banyak pihak-pihak yang terlibat. Untuk itu pada kesempatan kali inipenulis menghaturkan banyak terimakasih kepada :

1. Imam Buchori, SE, M.Si,  selaku dosen pembimbing Teori Ekonomi yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini.

2. Orang tua , yang telah memberikan semangat , dorongan, serta doa yang mampu membengkitkan semangat penulis dan menjadi inspirasi yang kuat.

3. Teman-teman seperjuangan, yang telah memberikan pengalaman dan sharing terhadap materi yang akan dibahas pada karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu sudilah kiranya bagi pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Agar penulis mampu memberikan karya ilmiah dengan lebih baik lagi kedepannya. Harapan terbesar penulis, semoga makalah ini mampu menambah pengetahuan mahasiswa dan bermanfaat bagi kedepannya.

                                                                                                Surabaya, 02 Juni 2016



                                

                                                                       

                                                                                                                        Penulis

                                                                                                             

DAFTAR ISI

Halaman judul i

Kata Pengantar.................................................................................................................. ii

Daftar Isi.......................................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A.      Latar Belakang........................................................................................................... 1

B.       Rumusan Masalah....................................................................................................... 2

C.       Tujuan Penulisan......................................................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................... 4

A.    Manfaat Perdagangan Internasional............................................................................. 4

B.     Keunggulan Perdagangan Internasional....................................................................... 5

C.     Globalisasi Perdagangan............................................................................................. 10

D.    Neraca Pembayaran.................................................................................................... 12

BAB III : PENUTUP...................................................................................................... 16

A.    Kesimpulan................................................................................................................. 16

B.     Saran........................................................................................................................... 16

Daftar Pustaka................................................................................................................. 17






















BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

                 Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth, Salvatore, 2004). Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion.

                 Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan.Ketika perdagangan internasional menjadi pokok bahasan, tentunya perpindahan modal antar negaramenjadi bagian yang penting juga untuk dipelajari. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Vernon,perpindahan modal khususnya untuk investasi langsung, diawali dengan adanya perdaganganinternasional (Appleyard, 2004).

                 Ketika terjadi perdagangan internasional yang berupa ekspor danimpor, akan memunculkan kemungkinan untuk memindahkan tempat produksi. Peningkatan ukuranpasar yang semakin besar yang ditandai dengan peningkatan impor suatu jenis barang pada suatunegara, akan memunculkan kemungkinan untuk memproduksi barang tersebut di negara importir.Kemungkinan itu didasarkan dengan melihat perbandingan antara biaya produksi di negara eksportir. Selain itu manfaat dan keunggulan dalam perdagangan internasional juga perlu dijadikan acuan dalam melakukan sebuah kegiatan kerja sama antar Negara.

                 Teori Ricardo mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari melakukan spesialisasi dan perdangangan luar negeri merupakan pandangan yang telah menjadi landasan dari teori perdagangan luar negeri dan pengaruh dari kegiatan tersebut. Halini tentunya bersangkut paut dengan neraca pembayaran karena dengan neraca pembayaran seluruh kegiatan dalam perdagangan internasional dapat dilakukan sebuah pencatatan.







B.       Rumusan Masalah

1.      Apa manfaat perdagangan internasional?

2.      Apa saja keunggulan perdagangan internasional?

3.      Apa pengertian globalisasi perdagangan?

4.      Apa pengertian neraca pembayaran?

C.      Tujuan Penulisan

1.    Untuk mengetahui manfaat perdagangan internasional.

2.    Lebih memahami keunggulan perdagangan internasional.

3.    Mampu menjelaskan tentang globalisasi perdagangan.

4.    Memahami neraca pembayaran dalam perdagangan internasional.































BAB II

PEMBAHASAN

A.   Manfaat Perdagangan Internasional

                  Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:

1.      Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

2.      Memperoleh keuntungan dari spesialisasi. Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

3.      Memperluas pasar dan menambah keuntungan. Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

4.      Transfer teknologi modern. Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.[1]

                  Manfaat Perdagangan Internasional bidang Ekonomi, Sosial, dan Politik

1.      Bidang Ekonomi

a.       Memenuhi kebutuhan rakyatnya. Perdagangan internasional dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup diri dariperdagangan internasional, sekarang sudah membuka pasarnya. Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam. 

b.      Menambah kemakmuran Negara. Perdagangan internasional dapat menaikkan pendapatan negara masing-masing. Ini terjadi karena negara yang kelebihan suatu barang dapat menjualnya ke negara lain, dan negara yang kekurangan barang dapat membelinya dari negara yang kelebihan. Dengan meningkatnya pendapatan negara dapat menambah kemakmuran negara.

c.       Menambah kesempatan kerja. Dengan adanya perdagangan antarnegara, negara pengekspor dapat menambah jumlah produksi untuk konsumsi luar negeri. Naiknya tingkat produksi ini akan memperluas kesempatan kerja. Negara pengimpor juga mendapat manfaat, yaitu tidak perlu memproduksi barang yang dibutuhkan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih menguntungkan.

d.      Mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Perdagangan internasional mendorong para produsen untuk meningkatkan mutu hasil produksinya. Oleh karena itu, persaingan perdagangan internasional mendorong negara pengekspor untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya agar produknya mempunyai keunggulan dalam bersaing.

e.       Sumber pemasukan kas Negara. Perdagangan internasional dapat meningkatkan sumber devisa negara. Bahkan, banyak negara yang mengandalkan sumber pendapatan dari pajak impor dan ekspor.

f.       Menciptakan efisiensi dan spesialisasi. Perdagangan internasional menciptakan spesialisasi produk. Negara-negara yang melakukan perdagangan internasional tidak perlu memproduksi semua barang yang dibutuhkan. Akan tetapi hanya memproduksi barang dan jasa yang diproduksi secara efisien dibandingkan dengan negara lain. Warga negaranya dapat menikmati barang-barang dengan kualitas tinggi yang tidak diproduksi di dalam negeri

2.      Bidang Sosial.

Manfaat perdagangan internasional sebagai fungsi sosial, misalnya:

a.       Berfungsi sosial dalam mencegah terjadinya krisis. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara. Jadi, perdagangan internasional dapat mencegah terjadinya krisis.

b.      Mempererat hubungan sosial antar bangsa. Pada era globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan seperti ini sahamnya dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh beberapa orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional sepertiini dapat mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka.

3.      Bidang Politik

a.       Mempererat hubungan politik antar negara. Perdagangan internasional juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan politik antar negara sehingga dapat menjalin persahabatan antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan dagang. Perdagangan antarnegara membuat tiap negara mempunyai rasa saling membutuhkan dan rasa perlunya persahabatan. Oleh karena itu, perdagangan internasional dapat mempererat persahabatan negara-negara yang bersangkuta

B.     Keunggulan  Dalam Perdagangan

1.      Keungulan Absolut (Absolut Advantage)

Keunggulan absolut adalah situasi ekonomi di mana penjual mampu menghasilkan jumlah yang lebih tinggi dari produk yang diberikan, saat menggunakan jumlah yang sama sumber daya yang digunakan oleh pesaing untuk menghasilkan jumlah yang lebih kecil. Hal ini dimungkinkan bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara memiliki keuntungan absolut di pasar. Kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien juga memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan lebih, dengan asumsi bahwa semua unit yang diproduksi dijual.

Biaya juga merupakan faktor yang terlibat dalam menentukan apakah keuntungan absolut ada. Ketika itu adalah mungkin untuk memproduksi lebih banyak produk dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, ini biasanya diterjemahkan ke dalam biaya produksi yang lebih rendah per unit. Bahkan dengan asumsi bahwa produsen menjual setiap unit dengan biaya sedikit di bawah kompetisi, hasil akhir masih harus keuntungan yang lebih tinggi pada setiap unit yang dijual.

Ada beberapa asumsi dari keunggulan Absolut ini

a.       Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja

b.      Kualitas barang yang diproduksi kedua Negara sama

c.       Pertukaran dilakukan secara barter tanpa mengeluarkan uang

d.      Biaya ditanspor ditiadakan.



Contoh: Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu pakaian dan tas dengan asumsi (anggapan) masing-masing negara menggunakan 100 tenaga kerja untuk memproduksi kedua komoditi tersebut. 50 tenaga kerja untuk memproduksi pakaian dan 50 tenaga kerja untuk memproduksi tas. Hasil total produksi kedua negara tersebut yaitu:



Produk
Indonesia
India
Pakaian
40 unit
20 unit
Tas
20 unit
30 unit



Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dibandingkan dengan India, karena 50 tenaga kerja di Indonesia mampu memproduksi 40 tenaga kerja dan India hanya bisa memproduksi 20 unit. Sedangkan India memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi tas karena India bisa membuat 30 tas, Indonesia hanya 20 tas. Jadi Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dan India memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tas. Apabila Indonesia dan India melakukan spesialisasi produksi, hasilnya akan sebagai berikut:



Produk
Indonesia
India
Pakaian
40 unit
20 unit
Tas
20 unit
30 unit



Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat. Karena Indonesia dan India memindahkan tenaga kerja dalam produksi komoditi yang menjadi spesialisasi. Sebelum spesialisasi, jumlah produksi sebanyak 60 unit pakain dan 40 unit tas. Tetapi setelah spesialisasi, jumlah produksi meningkat menjadi 80 unit pakaian dan 60 unit tas. Jadi keunggulan mutlak terjadi apabila suatu negara dapat menghasilkan komoditi-komoditi tertentu dengan lebih efisien, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain.[2]



2.      Keunggulan Komperatif (comparative advantage)

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa keunggulan kompetitif bersifat kompetisi dan bersifat persaingan. Keunggulan kompetitif adalah merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya. Keunggulan kompetitif muncul bila pelanggan merasa bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan dengan sebuah organisasi pesaingnya

Teori keunggulan komparatif David Ricardo berdasarkan atas beberapa asumsi, antara lain sebagai berikut:

a.       Perdagangan internasional hanya terjadi antardua negara.

b.      Perdagangan dilakukan secara sukarela (bebas).

c.       Barang yang dipertukarkan hanya dua macam.

d.      Tenaga kerja bersifat homogen satu negara.

e.       Tenaga kerja bergerak bebas di dalam negeri, tetapi tidak bebas dalam hubungan antarnegara.

f.       Biaya-biaya produksi dianggap tetap.     

g.      Kualitas barang adalah sama.

h.      Biaya transportasi tidak ada (nol).

i.        Teknologi tidak berubah.

Ia menyatakan bahwa setiap negara akan memperoleh keuntungan jika ia menspesialisasikan pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosuksinya pada biaya yang relatif lebih mahal.





Ilustrasinya dapat dilihat pada tabel berikut :

Kebutuhan Jam Kerja untuk Produksi

Produk
Amerika
Eropa
Pizza
1
3
Pakaian
2
4



Agar terlihat sederhana, diasumsikan ada dua negara (Amerika dan Eropa) dan dua output (pizza dan pakaian). Keduanya memiliki sumber daya masing-masing 120 jam tenaga kerja (TK) untuk memproduksi pizza dan pakaian. Namun Amerika mampu memproduksi i unit pizza dengan 1 jam TK dan 1 unit pakaian dengan 2 jam TK. Sedangkan Eropa membutuhkan 3 jam TK untuk memproduksi 1 unit pizza dan 4 jam TK untuk pakaian. Sekedar keterangan, Amerika mampu memproduksi keduanya dengan jam TK (input) yang lebih sedikit daripada Eropa. Menurut Teori Keuntungan Absolut (Absolute Advantage), Amerika seharusnya memproduksi keduanya sendiri. Namun tidak demikian menurut teori keuntungan komparatif. Kita lihat perbandingannya dibawah dengan menggunakan teori keuntungan komparatif :



a.       Sebelum melakukan perdagangan

Produksi di kedua negara menghasilkan upah riil yang berbeda bagi TK. Upah riil bagi TK di Amerika adalah 1 pizza atau 1/2 pakaian. Sementara di Eropa, upah riil TK hanya 1/3 pizza atau 1/4 pakaian. Artinya upah di Eropa lebih rendah dibandingkan di Amerika dan TK di Eropa memiliki daya beli yang relatif lebih kecil. Ini tentunya juga menimbulkan perbedaan biaya produksi, dan jika pasar adalah persaingan sempurna, harga pizza dan pakaian akan berbeda di kedua negara.

Sementara itu, mari kita lihat berapa total output yang mampu diproduksi kedua negara tanpa melakukan perdagangan. Jika diasumsikan dari total 120 jam TK (input) yang tersedia di tiap negara separuhnya dialokasikan untuk produksi pizza dan separuhnya lagi dialokasikan untuk produksi pakaian, maka total produksi kedua negara adalah sebagai berikut :



Kebutuhan jam Tenaga Kerja untuk Produksi

Produk
Amerika
Eropa
Pizza
60
20
Pakaian
30
15
Total
90  +  35   = 125



Dengan input 120 jam TK yang dimiliki masing-masing negara, jika dialokasikan separuh-separuh, Amerika mampu memproduksi 60 pizza (60 jam TK / 1) dan 30 pakaian (60 jam TK / 2). Sedangkan Eropa mampu memproduksi 20 pizza (60 jam TK / 3) dan 15 pakaian (60 jam TK / 4). Dengan demikian, total produksi yang dihasilkan kedua negara adalah 125 unit, yang terdiri dari pizza dan pakaian.

Menurut teori keuntungan komparatif, Amerika seharusnya hanya memproduksi pizza dan Eropa memproduksi pakaian. Ini karena produksi pakaian relatif lebih mahal bagi Amerika, dengan rasio harga produksi 2 dibandingkan dengan 4/3 yang mampu diproduksi Eropa (lihat gambar 1). Sedangkan pizza relatif lebih mahal bagi Eropa karena rasio harga produksinya adalah 3/4 dibandingkan dengan 1/2 yang mampu diproduksi Amerika (lihat gambar 1). jadi, perbandingan dalam teori ini adalah berdasarkan harga relatif di kedua negara, bukan hanya di satu negara.

Dengan asumsi biaya transpotasi tidak ada atau relatif sangat kecil, Amerika kemudian akan mengekspor pizza ke Eropa dan Eropa akan mengekspor pakaian ke Amerika. Karena biaya produksi yang lebih murah, harga pizza Amerika yang diekspor juga akan lebih murah dan ini mendorong harga pizza di Eropa turun. JIka harga pizza di eropa terlalu rendah bagi produsen Eropa, mereka akan menutup produksinya karena tidak menguntungkan lagi. Akhirnya mereka akan beralih ke produksi yang lebih menguntungkan, yaitu pakaian. Sedangkan kebutuhan pizza di Eropa akan dipenuhi dengan impor. Hal yang sama juga terjadi terhadap pakaian di Amerika. Pada akhirnya, perbedaan harga akan membuat Amerika hanya memproduksi Pizza dan Eropa hanya memproduksi pakaian.



b.      Setelah melakukan perdagangan

Total output kedua negara adalah sebagai berikut :

Kebutuhan jam Tenaga Kerja untuk Produksi



Produk
Amerika
Eropa
Pizza
120
0
Pakaian
0
30
Total
120  +  30   = 150



Pada gambar diatas, Amerika menggunakan semua inputnya (120 jam TK) untuk memproduksi pizza saja, sehingga menghasilkan 120 pizza (120 jam TK / 1). Sedangkan Eropa menggunakan semua inputnya untuk memproduksi pakaian saja, sehingga menghasilkan 30 pakaian (120 jam TK / 4). Ternyata total output kedua negara meningkat dengan melakukan spesialisasi produksi ini, yaitu menjadi 150 unit.[3]

C.   Globalisasi Perdagangan

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Globalisasi ekonomi juga dapat didefinisikan sebagai suatu kehidupan ekonomi secara global dan terbuka, tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan antara negara satu sama lain. Sisi kegiatan investasi perdagangan dan bergerak menuju liberalisasi perdagangan dan investasi dunia secara keseluruhan.

Globalisasi ekonomi erat kaitannya dengan perdagangan bebas. Free trade atau perdagangan bebas berusaha menciptakan kawasan perdagangan yang makin luas dan menghilangkan hambatan-hambatan tidak lancarnya perdagangan internasional[4].

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut[5]:

1.      Globalisasi Produksi

Globalisasi produksi yaitu dimana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.

2.      Globalisasi pembiayaan

Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh yaitu  PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer)bersama mitrausaha dari manca negara.

3.      Globalisasi tenaga kerja

Hadirnya tenaga kerja asing adalah gejala terjadinya globalisasi di bidang tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.

4.      Globalisasi jaringan informasi

Bentuk globalisasi jaringan informasi dapat dilihat pada masyarakat suatu negara dimana dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari berbagai negara di dunia dengan majunya teknologi, diantaranya melalui: Radio, TV, media cetak, dan lain-lain. Jaringan komunikasi yang makin maju membantu meluasnya pasar ke penjuru dunia untuk produk yang sama. Contohnya: Celana jeans levi's, KFC, atau hamburger yang telah melanda pasar di seluruh dunia. Sehingga berakibat pada selera masyarakat negara-negara di dunia, yang ada di kota maupun di desa menuju selera global.



5.      Globalisasi  Perdagangan

Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.



Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia. Dibawah ini ada beberapa kebijakan dan keburukan  globalisasi ekonomi, diantaranya:[6]

1.      Kebijakan globalisasi ekonomi

a.       Produksi global dapat ditingkatkan

b.      Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara

c.       Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

d.      Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

e.       Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

2.      Keburukan globalisasi ekonomi

a.       Menghambat pertumbuhan sektor industri

b.      Memperburuk neraca pembayaran

c.       Sektor keuangan semakin tidak stabil

d.      Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang



D.    Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran internasional adalah  suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.[7]

Neraca Pembayaran Internasional (NPI) suatu negara mencatat semua transaksi ekonomi yang dilaksanakan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam suatu periode tertentu. Misalnya seorang ekspotir di Indonesia yang mengekspor produk Indonesia (kelapa sawit misalnya) ke Jepang menghendaki pembayaran akan produknya dalam rupiah. Memang importir Jepang dapat melakukan pembayaran dengan Yen atau US$ yang kemudian ditukarkan dengan rupiah.[8]

Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca pembayaran internasional berguna sebagai berikut:

1.      Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri.

2.      Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internsional suatu negara.

3.      Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.

4.      Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.

Dari neraca pembayaran, bisa mengetahui bagaimanakah posisi ataupun struktur keuangan suatu negara. Jika posisi neraca pembayaran pada suatu negara menunjukkan angka surplus, berarti negara tersebut lebih banyak melakukan ekspor barang daripada melakukan impor barang.

Selain itu juga bisa diketahui, bahwa surplus pada neraca pembayan suatu negara berarti tidak terlalu banyak investor asing yang menanamkan investasinya di suatu negara. Kondisi tersebut bisa terjadi karena dengan adanya investor, secara otomatis akan semakin banyak barang yang diimpor guna memenuhi kebutuhan investor tersebut.

5.   Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami kesulitan neraca pembayaran internasional.

Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah neraca pembayaran adalah sebagai patokan jika suatu negara hendak mengajukan dana ke negara lain atau ke lembaga pendonor seperti IMF. Dengan kondisi neraca pembayaran yang baik maka kepercayaan negara asing terhadap suatu negara juga akan semakin baik. Sedangkan bila yang terjadi adalah sebaliknya, kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman semakin kecil.

Hal tersebut bisa terjadi karena jika suatu negara mempunyai neraca pembayaran yang defisit, mengindikasikan bahwa negara tersebut memiliki cadangan devisa yang sedikit. Sehingga besar kemungkinan negara itu akan mengalami kesulitan dalam pengembalian dana pinjaman.

6.    Sebagai salah satu indikator fondamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi, pertumbuhan GDP.

Fungsi lain dari neraca pembayaran selain untuk mengetahui kondisi perekonomian khususnya yang berkaitan dengan dengan negara asing adalah juga digunakan sebagai indikator fundamental dalam sebuah perekonomian. Jika saat ini yang mungkin Anda ketahui bahwa indikator perkonomian tersebut hanya berputar pada ekonomi makro seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing serta pertumbuhan ekonomi, sebenarnya neraca pembayaran memiliki dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan perekonomian. Dengan necara keuangan yang positif, dapat diketahui bahwa suatu negara tersebut memiliki cadangan devisa yang berarti negara memiliki sebuah kekuatan ekonomi.[9]

Ada beberapa konsep  neraca pembayaran intenasional yang diantaranya itu terdiri dari konsep penyajian neraca pembayara dan konsep keseimbangan neraca pembayaran.

1.      Konsep Penyajian Neraca Pembayaran

Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).

a.       Penyajian Standar

Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standar disusun menurut panduan bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca pembayaran didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.

b.      Penyajian Analitis

Disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing negara. Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen standar dengan menonjolkan rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.



2.      Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran

Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:

a.       Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)

Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction (transaksi yang mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor dan impor barang sehingga keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa besarnya surplus atau defisit kedua transaksi tersebut.

b.      Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)

Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain diperhitungkan ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk penghasilan (income) dan transfer.

c.       Konsep Basic Balance

Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-pos dalam transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan jangka panjang.

d.      Konsep Overall Balance

Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-komponen transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka pendek.[10]



















































BAB III

PENUTUP

A.  KESIMPULAN

       Manfaat perdagangan Internasional selain dalam bidang ekonomi, bidang sosial, dan bidang politik. Menurut Sadono Sukirno manfaat lain dalam perdagangan internasional yaitu :

1.      Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri.

2.      Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.

3.      Memperluas pasar dan menambah keuntungan.

4.      Transfer teknologi modern .

       Perdagangan internasional ini tentunya memiliki beberapa keunggulan yakni : Keunggulan Absolut dan Keunggulan Kompetitif. Yang mana dari dua keunggulan tersebut memiliki factor-faktor yang mempengaruhinya.

       Selain dari kedua sub judul diatas, dalam makalah ini juga membahas tentang globalisasi perdagangan, dimana globalisasi perdagangan erat kaitannya dengan perdagangan bebas. Free trade atau perdagangan bebas berusaha menciptakan kawasan perdagangan yang makin luas dan menghilangkan hambatan-hambatan tidak lancarnya perdagangan internasional. Dan globasi perdagangan ini memeiliki bebrapa bentuk yang sudah dijelaskan diatas.

       Neraca pembayaran internasional adalah  suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Dalam neraca pembayaran ini tentunya sangat erat kaitannya dengan ekspor dan impor barang yang terjadi dalam perdagangan internasional, oleh sebab itu neraca pembayaran ini masih berhubungan dengan perdagangan internasional seperti halnya globalisasi perdagangan.



B.  PENUTUP

       Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak lepas dari kesalahan dan keluputan. Dan penulis pun mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi pemaparan teori maupun contoh-contoh yang konkrit yang ada di masyarakat.  Sehingga penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun, sehingga dalam penyusunan berikutnya penulis dapat menyusun lebih baik dan lebih sempurna.





DAFTAR PUSTAKA



Hady, Hamdy.2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional.Jakarta: Ghalia Indonesia

Krugman, Paul R & Obstfeld Maurice.1994.Ekonomi Interansional: Teori dan Kebijakan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rusdarti,Kusmuriyanto. 2010.Ekonomi 2: Fenomena di Sekitar Kita, untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: Platinum.

Sukirno Sadono.2012.Makroekonomi Teori Pengantar,. Jakarta: Rajawali Press.

Suparmoko M.2000.Pengantar Ekonomika Makro.Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.



http://www.Pengertian Globalisasi Ekonomi dan Dampaknya _ TipsSerbaSerbi.htm



https://www.scribd.com/doc/17144495/MAKALAH-GLOBALISASI#download









[1] Sukirno Sadono, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2012)hal 113
[2] Rusdarti,Kusmuriyanto. Ekonomi 2: Fenomena di Sekitar Kita, untuk Kelas XI SMA dan MA. (Jakarta: Platinum, 2010) hal 28
[3] Ibid, hal 30
[4] http://www.Pengertian Globalisasi Ekonomi dan Dampaknya _ TipsSerbaSerbi.htm
                [5] http://www.Pengertian Globalisasi Ekonomi dan Dampaknya _ TipsSerbaSerbi.htm
[6] https://www.scribd.com/doc/17144495/MAKALAH-GLOBALISASI#download
[7] Hady, Hamdy. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001) hal 3
[8] Suparmoko M. Pengantar Ekonomika Makro. (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2000) hal 295
[9] Ibid, hal 5
[10] Krugman, Paul R & Obstfeld Maurice. Ekonomi Interansional: Teori dan Kebijakan. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1994) hal 54

1 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus

HASIL OBSERVASI DI LEMBAGA AMIL ZAKAT "MASJID AL-AKBAR SURABAYA"

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang                         Sistem penarikan, proses, maupun pendistribusian zakat dan waka...